Resensi Kitab Badai’u ash-Shana’i fii Tartib asy-Syarai’
Judul : Badai’u ash-Shana’i fii Tartib asy-Syarai’
Pengarang : Imam ‘Alauddin Abu Bakr bin Mas’ud al-Kasani al-Hanafi
Pentahqiq : Mahmud Muhammad Tamir
Penerbit : Daar al-Hadits, Kairo
Tahun : 1426 H/ 2005 M
Jumlah : 10 jilid
Peresensi : Ammar Nashrullloh
Latar Belakang Kitab
Biografi Penulis
Nama asli beliau adalah al-Kasani Abu Bakar Alauddin bin Mas’ud bin Ahmad bin Alauddin al-Kasani. Sebutan al-Kasani diambil dari Kasan, sebuah daerah di sekitar Syas. Tahun kelahiran beliau tidak disebutkan dengan jelas, sedangkan waktu wafatnya adalah pada tanggal 10 Rajab 587 H. Ibn ‘Adim berkata, saya mendapatkan Dhiyya ad-Din berkata: saya mendatangi al-Kasani pada hari kematiaannya dan dia membaca surah Ibrahim.
Abu Bakar bin Mash’ud bin Ahmad al-Kasani atau biasa disebut dengan julukan Imam al-Kasani. Salah seorang ulama hanafiyah yang berguru dengan Muhammad bin Ahmad bin Abu Ahmad As-Samarqondi untuk mempelajari kitab fikih yang disusunnya, At-Tuhfah. Beliau, al-Kasani, pandai dalam ilmu ushul sehingga ia dinikahkan dengan anak gurunya yang telah hafal kitab At-Tuhfah. Padahal ketika itu banyak perwira Romawi yang datang untuk melamar putri As Samarqondi. Namun, semua lamaran tertolak karena kecerdasan yang Al Kasani tunjukkan pada gurunya. Sehingga, beliau terdecak kagum dan menikahkannya dengan putrinya.
Ada yang unik dengan kisah pernikahan Imam Al Kasani. Sebelum As Samarqondi memutuskan untuk menikahkan putrinya, Al Kasani sudah menyelesaikan pembuatan kitab penjabaran dari kitab yang ia pelajari dari As Samarqondi. Dari situlah As Samarqondi melihat kesungguhan Al Kasani dalam menuntut ilmu. Sehingga, mahar yang diminta untuk diberikan kepada purti As Samarqondi adalah syarah dari At-Tuhfah yang beliau karang sendiri. Yaitu Badaai’u As Shanaai’u.
Badaai’u As Shanaai’u Merupakan salah satu kitab yang membahas tentang permasalahan fikih dalam ranah Mazhab Hanafiy. Kitab ini disusun untuk melengkapi dan memberikan syarah yang lebih luas dari kitab induknya, yaitu At-Tuhfah.
Metode penulisan kitab ini pun dibuat sangat sederhana, dimana pembahasan tersusun dari bab-bab menurut pembagiannya. Sesuai dengan namanya, Badaai’u As Shanaai’u, nampaknya Imam Al Kasani ingin memperjelas bahwa kitab ini adalah kitab yang dibuat pertama kali untuk sebagai penjelasan dari kitab induknya, At-Tuhfah.
Di antara guru-guru al–Kasani sebagai berikut:
Di antara murid-murid al-Kasani adalah sebagai berikut:
Di antara karya-karya al-Kasani adalah sebagai berikut:
Al-kasani dinikahkan dengan putri al-Samarqondi yaitu Fatimah. Dikatakan bahwa sebab perkawinan al-Kasani dengan Fatimah adalah karena Fatimah perempuan yang cantik yang hafal kitab at-Tuhfah karya ayahnya. Banyak raja-raja dari negeri Ruum yang melamarnya, ketika al-Kasani mengarang kitab Badai’ dan memperlihatkannya pada guruya, beliau sangat senang. Kemudian al-Samarqondi menikahkan al-Kasani dengan purtinya, dan maharnya adalah kitab al-kasani.
Isi kitab
Jilid pertama terdapat dua bab:
Mencakup beberapa fashl:
Jilid kedua mencakup
Jilid ketiga mencakup:
Jilid keempat mencakup
Jilid kelima mencakup
Jilid keenam
Jilid ketujuh
Jilid kedelapan
Jilid kesembilan
Jilid kesepuluh
Komentar ulama terhadap buku ini
Berkata Ibnu al-Adim: ’’Kitab ini adalah kitab yang mulia, aku belum pernah melihat buku yang setara dari kitab-kitab kami. Dan beliau Imam Abu Bakr bin Mas’ud bin Ahmad al-Kasani mensyarah karya gurunya Alauddin as-Samarqandi yaitu kitab Thuhfah Fuqoha’, maka tatkala al-Kasani memperlihatkan karyanya gurunya pun senang dengan karya tersebut dan menikahkan al-Kasani dengan putrinya Fatimah. Setelah ada seorang penguasa yang datang dan meminang putrinya tetapi menolaknya. Dan karya al-Kasani dijadikan mahar untuk pernikahannya.(khasyiah Ibnu al-Abidin 1/100)
Corected By: iRist
Jazakumullah khoiron..
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat
aamiin..terus ikuti perkembangan website darul fithrah untuk mengetahui informasi terkini tentang islam dan pengetahuan lainya
Afwan ustadz, izin mengambil faidah dari tulisan ini. Jazaakumullah khair atas ilmu yang dibagikan. Semoga asatiz Darul Fithrah senantiasa diberi kesehatan dan ketaatan. Aamiin
wa jazakumullah. barakallah fiikum. semoga bermanfaat ilmunya. amiin
Aamiin, silahkan , barakallahu fiikum
Tinggalkan Komentar