SEKILAS INFO
: - Selasa, 30-04-2024
  • 1 bulan yang lalu / Telah di buka SEDEKAH BUKA PUASA UNTUK SANTRI Darul Fithrah, mari kita raih pahala sebanyak banyaknya salah satunya dengan memberi makan dan minum orang yg berpuasa di bulan Ramadhan yg mulia ini.
  • 1 bulan yang lalu / Bulan Ramadhan adalah bulan Al Qur’an , mari kita gunakan waktu di bulan Ramadhan ini untuk memperbanyak membaca dan mentadabburi isi Al Qur’an.
  • 3 bulan yang lalu / Bingung pilih pondok Tahfidz atau pondok IT ? di Darul Fithrah kamu bisa dapat keduanya. Lebih Efektif & Efisien
Diponegoro dan Kedunggudel Sukoharjo. Masjid Darussalam yang bersejarah.

Sekilas judulnya mungkin terasa asing, tapi ini sebuah fakta historis perjuangan bangsa Indonesia dimana Pangeran Diponegoro yang di jadikan nama Kodam TNI di Jawa Tengah.
Lebih takjub lagi Diponegoro pernah tinggal di dusun kedunggudel desa Kenep kecamatan Sukoharjo, bahkan tokoh pejuang lain seperti Kyai jamsari dan kyai Lombok di kubur disini. Kyai jamsari yang memandegani madrasah yang di rintis oleh PB X, yaitu madrasah mamba’ul ulum Surakarta. Dan ini dekat dengan kediaman penulis dan pesantren dimana saya tinggal yaitu Ponpes Tahfidz IT Darul Fithrah Grajegan Tawangsari Sukoharjo.

Di Kedunggudel berdiri sebuah masjid tertua di kampung ini yaitu Masjid Darussalam. Masjid tua yang ada hubungannya sangat erat dengan kraton kasunanan. Saat era PB VI. Masjid Darussalam pernah menjadi sentra perjuangan pangeran Diponegoro. PB VI sendiri pendukung utama Pangeran Diponegoro. Kerap bertemu diam- diam dan rahasia dengan pangeran Diponegoro di masjid Darussalam ini. Sebagai Kamuflasenya dengan beralasan dan dalih ingin bertapa.
PB VI memang terkenal dengan “Sunan Bangun Tapa” Beliau sangat banyak membantu perjuangan Pangeran Diponegoro. Tak hanya dengan harta bendanya tetapi juga senjata dan wadyabala Kasunanan.

Di kampung ini pada saat ini ada sentra pengrajin batik dan jenang/dodol dan ini sangat terkenal di Sukoharjo.
Kenapa batik menjadi begitu di kenal di Jawa khususnya Surakarta ? ini tak lepas dari sebuah Filosofi bahwa inti Qur’an itu surat al fatihah dan inti surat al fatihah itu bismillah yang ada 19 huruf dan inti bismillah itu adalah pada huruf ba. Ba saja atau ba titik/ ba saja titik atau di singkat jadi batik. Wallahua’lam

Penulis menelusuri dan berziarah ke masjid ini tgl 18 Januari 2023 sewaktu adzan maghrib saya tiba di lokasi masjid, saya terkagum dengan bangunan yang di bangun thn 1800 an masih apik dan bagus, tertata rapih walau sudah kuno dan mengalami beberapa kali rehab, tak kalah dgn artistik masa kini, ketika iqomah di kumandangkan, saya di Dorong dari belakang oleh seseorang dan di daulat untuk jadi imam, saya pun menolak toh sudah ada imam rowatib di masjid ini dan itu afdhol, tapi saya terus di paksa dan akhirnya saya maju jadi imam. Padahal saya tak mengenal mereka, dan mereka tak mengenal saya, entah apa alasannya begitu saja mengalir. Apa di wajah ini ada aura pangeran Diponegoro ya yah, atau wajah wajah Kyai atau ulama (komentar Dr.Kasori saat saya cerita) aahhh saya gak gubris itu, memang saya sewaktu itu sarungan dan berpeci.
Dalam sholat saya merasa tak pantas berdiri di depan ini dimana dahulu, mungkin pangeran Diponegoro berdiri disini, Kyai Jamsari, Kyai Lombok bahkan mungkin Sulthan Kasunanan Pakubukno X pernah berdiri disini. Kaki ini terasa berat berpijak. Terbayang betapa beratnya perjuangan para pahlawan dahulu dan terlebih para ulamanya.

Setelah selesai penulis berbincang dengan salah satu pengurus takmir masjid Darussalam ini yaitu bapak Sehono. Penulis terus menggali dan bertanya, menelusuri sejarah masjid yang mulia ini. Beliau bercerita, cerita ini dia dapatkan dari mbah uyutnya dan leluhurnya , pernah pada zaman Belanda masjid ini di bombardir dengan 21 bom sebesar paha orang dewasa yang gemuk, tapi masjid ini kokoh dan tetap berdiri tak ada kerusakan yang fatal, dan tak ada korban jiwa, bom jatuh di area masjid dan sekitar tak ada yang meletus katanya. Segala puji bagi Allah mungkin ini salah satu karomah para wali Allah yang membangun masjid ini, mereka pejuang dan ulama yg ada di daerah ini.

Di Masjid Darussalam ini ada sumur tua yang berbentuk heksagonal bernama kyai Pleret. Menyematkan nama tombak pusaka Mataram. Kyai Plered.. Sumur ini dipakai untuk menyimpan bantuan PB VI untuk laskar Diponegoro. Masjid Darussalam pernah diserang Belanda saat perang suci yang digelorakan pangeran Diponegoro. ada sedikit kerusakan namun tidak berarti, kemudian masjid ini Dibangun atau di rehab kembali pada tahun 1837 Oleh para ulama dan masyarakat.
Seorang Tokoh ulama saat itu adalah Kyai Lombok. Mantan laskar Diponegoro yang bagian dari Bregodo Lombok Abang .pasukan tempur khusus kasultanan. Sepeninggal perang suci, Banyak ulama yang mendiami kampung Kedunggudel. Inilah yang menjadi faktor Islam tumbuh dan berkembang subur di Kedunggudel desa Kenep kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.

Dalam literatur sejarah, ahli sejarah Indonesia Dr. Kasori Mujahid menyebutkan dalam bukunya “Dibawah Panji Estergon” ( Dosen saya makul sejarah) PB X kerap mengirim alumni Madrasah Mamba’ul ulum ke Mekkah (yang waktu itu masih dalam kekuasaan Turki Utsman) untuk belajar agama di Makkah. Maka banyak kita dapati ulama ulama yang tersebar di kota Surakarta ini, dan barokahnya terus senantiasa ada estafeta ulama dakwah dan perjuangan di kota Solo ini hingga saat, alhamdulillah.

Pada masa PB IX, yang merupakan anak kandung PB VI pernah mengadakan lawatan ke Kedunggudel. Napak tilas perjuangan ayahnya. apalagi saat itu di kampung Kedunggudel sudah banyak ulama dan haji. Mereka rata rata berdagang batik. Masa PB X masjid Darussalam direhab kembali. Diganti atapnya. Dari sirap ke genting.
Renovasi ini tahun 1916. PB X sendiri mengadakan lawatan resmi ke Kedunggudel pada tahun 1923. PB X ini adalah anak kandung PB IX. Yang sangat diharapkan untuk meneruskan hingga mencapai kejayaan Kasunanan. Terbukti. Masa keemasan kasunanan di waktu PB X berkuasa antara tahun 1893- 1939. Sekitar 46 tahun lamanya. Hampir setengah abad.

Demikian penulis sedikit menyampaikan dan menelusuri masjid bersejarah yang ada di dekat kediaman saya antara berjarak 5 km.
Semoga kita menjadi generasi penerus para ulama dan para pejuang di negara ini, mereka gigih dan semangat,seperti beliau رحمه الله Pangeran Diponegoro pemimpin dengan gelar Sultan Abdul Hamid Herucokro Amirulmukminin Sayidin Panatagama Khalifatullah Ing Tanah Jawi.

Sekian, semoga bermanfaat
Alhamdulillah Rabbil ‘Aalamiin

Chaerul Anwar S.Pdi
Mudir Ponpes Tahfidz IT Darul Fithrah Sukoharjo
Mahasiswa pasca IIM Surakarta

Pustaka
Di bawah panji estergon, Dr Kasori Mujahid
Sang pangeran & jannisarry terkahir, Salim A Fillah.
Sangpencerah.id
Wawancara

2 komentar

toeha, Jumat, 31 Mar 2023

sejarah banyak yg tidak mengetahui. terimakasih team media df telah memberikan info berharga dari sejarah para ulama dan pejuang

Balas

    musana, Rabu, 3 Mei 2023

    wa jazakumullah. barakallah fiikum. semoga bermanfaat ilmunya. amiin

    Balas

TINGGALKAN KOMENTAR

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Arsip