RESENSI KITAB
KARTU TANDA BUKU
JUDUL : al-Ibanah ‘an Ushul ad-Diyanah
PENGARANG : al-Imam Abu Hasan al-Asy’ari
PENERBIT : Maktabah Daar al-Bayan
TEMPAT / TAHUN : Beirut, Lebanon 1999 M / 1420 H
CETAKAN : Cetakan ke IV
ISBN : –
JUMLAH HALAMAN : 192 halaman
PERESENSI : Taofiqur Rahman
PROLOG KITAB
Buku ini ditulis dan dipersembahkan oleh al-Imam Abu Hasan Al Asy’ari ketika aqidah ummat muslim di zamannya perlu di luruskan, dan kembali pada sumbernya yang jernih, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. dalam kitab ini beliau menjelaskan tentang Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.[1]
BIOGRAFI PENGARANG
Beliau adalah al-Imam Abul Hasan Ali bin Ismail bin Abu Bisyr Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdullah bin Musa bin Bilal bin Abu Burdah bin Abu Musa Al-Asy’ari Abdullah bin Qais bin Hadhar. Abu Musa Al-Asy’ari adalah salah seorang sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam yang masyhur. Beliau -Abul Hasan Al-Asy’ari- Rahimahullah dilahirkan pada tahun 260 H di Bashrah, Irak. Beliau Rahimahullah dikenal dengan kecerdasannya yang luar biasa dan ketajaman pemahamannya. Demikian juga, beliau dikenal dengan qana’ah dan kezuhudannya.
- Guru-gurunya
Beliau Rahimahullah mengambil ilmu kalam dari ayah tirinya, Abu Ali al-Jubai, seorang imam kelompok Mu’tazilah. Ketika beliau keluar dari pemikiran Mu’tazilah, beliau Rahimahullah memasuki kota Baghdad dan mengambil hadits dari muhaddits Baghdad Zakariya bin Yahya as-Saji. Demikian juga, beliau belajar kepada Abul Khalifah al-Jumahi, Sahl bin Nuh, Muhammad bin Ya’qub al-Muqri, Abdurrahman bin Khalaf al-Bashri, dan para ulama thabaqah mereka.
- Taubatnya dari Aqidah Mu’tazilah
Al-Hafizh Ibnu Asakir berkata di dalam kitabnya Tabyin Kadzibil Muftari fima Nusiba ila Abil Hasan al-Asy’ari, “Abu Bakr Ismail bin Abu Muhammad al-Qairawani berkata, “Sesungguhnya Abul Hasan al-Asy’ari awalnya mengikuti pemikiran Mu’tazilah selama 40 tahun dan jadilah beliau seorang imam mereka. Suatu saat beliau menyepi dari manusia selama 15 hari, sesudah itu beliau kembali ke Bashrah dan shalat di masjid Jami’ Bashrah.
Seusai shalat Jum’at beliau naik ke mimbar seraya mengatakan: “Wahai manusia, sesungguhnya aku menghilang dari kalian pada hari-hari yang lalu karena aku melihat suatu permasalahan yang dalil-dalilnya sama-sama kuat sehingga tidak bisa aku tentukan mana yang haq dan mana yang batil, maka aku memohon petunjuk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga Allah memberikan petunjuk kepadaku yang aku tuliskan dalam kitab- kitabku ini, aku telah melepaskan diriku dari semua yang sebelumnya aku yakini, sebagaimana aku lepaskan bajuku ini.”
Beliau pun melepas baju beliau dan beliau serahkan kitab-kitab tersebut kepada manusia. Ketika ahlul hadits dan fiqh membaca kitab-kitab tersebut mereka mengambil apa yang ada di dalamnya dan mereka mengakui kedudukan yang agung dari Abul Hasan al-Asy’ari dan menjadikannya sebagai imam.”
- Karangan-karangan bukunya
Beliau menulis kurang lebih 90 kitab dalam berbagai bidang keilmuan. Beberapa kitab yang terkenal adalah:
- al-Luma
- al-Ibanah ‘an Ushul ad-Diniyah
- Maqalat al-Islamiyyin
URGENSI KITAB
Kitab al-Ibanah ’an Ushul Diyanah adalah sebuah kitab monumental dan sangat berharga buah karya Imam Abul Hasan al-Asy’ari. Dalam kitab tersebut, beliau menegaskan pokok-pokok aqidah yang sesuai dengan aqidah salaf shalih kepada paham-paham yang menyimpang darinya termasuk paham Mu’tazilah dan juga kepada paham Kullabiyyah yang banyak dianut oleh orang-orang yang menisbahkan diri kepada beliau pada zaman sekarang.
Oleh karenanya, kemunculan buku terpenting Imam Abul Hasan ini menjadi ajang pro dan kontra. Buku ini tidak menyenangkan sebagian kalangan yang merasa tertampar dengan isinya karena banyak bertentangan dengan paham Asya’irah belakangan, terutama dalam masalah sifat-sifat Allah bersifat khabariyyah dan ketinggian Allah.
Oleh karena itu, mereka meragukan dan menebarkan kedustaan terhadap kitab ini, seperti ucapan mereka bahwa buku ini bukanlah karya Abul Hasan al-Asy’ari, buku ini sudah banyak mengalami manipulasi, buku ini dikarang karena takut oleh tekanan Hanabilah, buku ini dikarang di awal periode kehidupan beliau, dan sebagainya.
METODE PENULISAN KITAB
Di dalam kitab al-Ibanah terdapat enam belas bab yang membahas tentang pokok-pokok aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dengan di sertai dalil dari ayat-ayat Al-Qur’an serta contoh tanya jawab dari persoalan-persoalan tersebut. Dalam kitab ini imam Abu Hasan al-Asy’ari menetapkan sifat-sifat Allah khabariyyah seperti ketinggian Allah dan bagaimana konsekuennya beliau terhadap wahyu al-Qur’an dan hadits serta menolak perubahan makna. Dalam kitab ini juga, beliau tidak membahas masalah-masalah filsafat yang dia sebutkan dalam kitab al-Luma’.
CAKUPAN TEMA PEMBAHASAN
Isi kitab ini adalah berkaitan dengan masalah yang sangat urgen bagi setiap muslim dalam kehidupannya. Bagaimana tidak, buku ini berkaitan dengan masalah aqidah dan pokok-pokok agama sesuai dengan metodologi Ahli Sunnah wal Jama’ah seperti masalah ru‘yah (melihat Allah di akhirat kelak), ketinggian Alslah di atas ’arsy-Nya, dan sebagainya
KESIMPULAN
Kitab al-Ibanah merupakan karya monumental Imam Abul Hasan al-Asy’ari di periode akhirnya yang sesuai dengan manhaj salaf shalih. Buku ini meluruskan klaim sebagian orang belakangan yang menisbahkan diri kepada beliau tetapi tidak mengikuti aqidah beliau yang sesuai dengan manhaj salaf. Kitab ini merupakan periode akhir dari penulis yang mengalami perpindahan dari ideologi Mu’tazilah dan Kullabiyyah menuju manhaj salaf shalih. Oleh karenanya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Barangsiapa dari kalangan Asy’ariyyah yang berpendapat sesuai dengan kitab al-Ibanah yang dikarang oleh al-Asy’ari di akhir umurnya dan tidak menampakkan pertentangan dalam hal itu, maka dia termasuk Ahlus Sunnah. Wallahu a’lam bisshawab.
Corected By: iRist
[1] Abu Hasan al-Asy’ari, al-Ibanah an Ushul ad-Diyanah, (Beirut, Maktbah Daar al-Bayan, 1999) hlm.28