SEKILAS INFO
: - Kamis, 12-12-2024
  • 4 bulan yang lalu / Pengambilan Sanad Al Qur’an Qira’ah Imam Ibnu katsir (Riwayat Al Bazzi & Qunbul) Online bersama Ust Khoirul H. Faturrozy, info hub. 089667586200  
  • 11 bulan yang lalu / Bingung pilih pondok Tahfidz atau pondok IT ? di Darul Fithrah kamu bisa dapat keduanya. Lebih Efektif & Efisien
  • 1 tahun yang lalu / Penerimaan Santri Baru ponpes Darul Fithrah resmi di buka
KARAKTERISTIK PENGAJARAN ROSULULLAH ﷺ

Diantara tujuan Allah ‘azza wa jalla mengutus Nabi Muhammad ﷺ adalah sebagai seorang guru dan pendidik. Beliau membimbing bangsa arab jahiliyah yang mayoritas memiliki karakter keras, kasar, gemar berkelahi dan perangai buruk lainnya, yang kemudian sifat tersebut berubah total menjadi akhlak baik, seperti lemah lembut, sabar, saling menolong, rela berkorban demi kebaikan dan kebenaran. Singkatnya, Rosulullah telah sukses dalam merubah dan membentuk karakter bangsa arab jahiliyah dalam waktu yang singkat.

Perubahan karakter tersebut, tidak lepas dari keistimewaan pribadi Rosulullah ﷺ. Meskipun di satu sisi Rosulullah adalah seorang Ummiy (Buta aksara), namun di sisi lain Allah memberikan keistimewaan kepadanya dengan ilmu yang tidak dapat ditandingi oleh siapapun. Allah ‘azza wa jalla telah menyepurnakan nikmat atas Rosulullah berupa kepribadian yang unik, berharga dan akhlak yang mulia. Dengan keistimewaan tersebut, Rosulullah tampil ke tengah-tengah ummat manusia untuk menyebarkan ilmu dan menyiarkannya kepada mereka, mengajak kepada kebaikan dan mencegah keburukan.

Tentunya kesuksesan tersebut dapat menjadi perhatian bersama, agar selalu mencontoh kepada kepribadian Rosulullah ﷺ. Meski banyak hal yang tidak dapat kita contoh seluruhnya, namun setidaknya ada beberapa karakter yang dapat dijadikan teladan, terlebih agar mendapatkan keberkahan dengan mencontoh manusia agung sepanjang masa, Rosulullah ﷺ. Diantara karakteristik pengajaran Rosul adalah :

  1. Memiliki sifat sabar dan lemah lembut dalam mengajar

Dalam riwayat Muslim, Muawiyah bin al-hakam as-Sulami menuturkan ketika mereka sedang sholat bersama Rosulullah, ada diantara mereka yang bersin, kemudian Muawiyah menjawab bersin tersebut dalam sholat. Setelah mereka usai menunaikan sholat, para sahabat lain memandangi beliau. Lantas Rosulullah memanggil beliau untuk menasihatinya, tidak membentak, tidak memukul bahkan tidak menjelekkannya. Dalam kejadian tersebut, terdapat teladan budi pekerti Rosulullah. Sifatnya yang lemah lembut kepada orang yang tidak tahu serta kasih sayang dan welas asihnya kepada umat

  • Menggunakan bahasa yang fasih, jelas dan tidak tergesa-gesa ketika mengajar

Pembicaraan yang beruntun dan tergesa-gesa meninggalkan kesan yang kurang baik bagi yang mendengar, sehingga mereka susah untuk memahami apalagi mengingat ucapan tersebut. Namun dalam menjelaskan suatu perkara, Rosulullah menggunakan bahasa yang mudah di fahami, teratur dan jelas sehingga yang mendengarkan dapat menghafal dan mengulangnya apabila diinginkan. Selain itu, hal menarik lainnya adalah ketika Rosulullah menjelaskan perkara, beliau menjelaskannya dengan perlahan, mencurahkan segala tenaga serta mengulanginya agar mudah di fahami.

  • Selalu menampakkan wajah riang gembira dan perhatian kepada setiap individu

Hal ini dibutuhkan oleh seorang guru agar menguasai perhatian pendengar secara menyeluruh. Dengan menampakkan wajah riang dan gembira, ilmu yang disampaikan terkesan mengasyikkan dan mudah untuk difahami. Begitu juga Rosulullah dalam mengajar dan mengajak kaumnya ketika berdakwah, hal ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa nyaman dan tenang dalam belajar.

  • Mengajarkan sesuatu yang mudah dan mendasar terlebih dahulu sebelum kepada yang sulit dan mendalam

Dalam mengajarkan sebuah ilmu, seorang guru hendaknya memilih mana diantara ilmu yang lebih mudah dan mendasar terlebih dahulu untuk diajarkan kepada peserta didik. Hal ini bertujuan utnuk menumbuhkan semangat dan kecintaan peserta didik terhadap ilmu. Tujuan lainnya adalah agar tidak menimbukan kerancuan dan sebagai bekal dasar peserta didik untuk melakukan eksplorasi literasi yang ingin dikembangkan. Jika pondasi ilmu dasar peserta didik sudah kuat, maka dipastikan ia akan tumbuh dengan kecintaan pada ilmu dan terus ingin mendapatkan ilmu.

Ust. Azmuhu Syahid

TINGGALKAN KOMENTAR

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

PENGUNJUNG