Abdurrahman bin auf adalah sosok sahabat yang mulia di sisi Rasulullah Saw, Ia merupakan sahabat yg memiliki harta yg melimpah, dan ilmu yang mumpuni tentang islam, Bahkan Ia adalah Satu satunya sahabat yang pernah menjadi Imam sementara Rasullullah SAW berada di belakangnya.
Kepiawainya dalam berbisnis dan mencari harta merupakan ciri khas tersendiri sahabat yg satu ini,
Beliau juga rela melepaskan hartanya yg begitu banyak di mekkah demi untuk menyelamatkan Aqidah yg mulia, dan berhijrah bersama nabi menuju madinah, dahulu Ia adalah sahabat yg sangat kaya di mekkah, namun ia rela melepaskanya begitu saja demi tujuan yang mulia ,yakni mencari Ridho Allah SWT.
Banyak riwayat yang menceritakan Kemuliaan Sahabat satu ini, terutama kehebatanya dalam hal berbisnis dan berdagang, Lalu apa rahasia Abdurrahman bina auf dalam berbisnis maupun berdagang, sehingg harta yang dihasilkannya pun berkah dan bisa digunakan untuk infaq fii sabilillah? Bahkan, saking banyaknya harta beliau yg berkah, dimakan tujuh turunan pun mungkin tidak akan habis.
Kalau kita meneliti lebih jauh tentang kepribadian sahabat Abdurrahman bin auf, maka kita tahu bahwa beliau adalah pribadi yg memiliki pemikiran yg berbeda dengan sahabat maupun pembisnis lain dalam urusan Bisnis maupun Berdagang.
Terbukti Tatkala beliau hijrah ke madinah , beliau dipertemukan oleh sahabat yang sangat kaya raya di madinah bernama Sa’ad bin rabi’ , beliau ditawarkan material dan harta yg Luar biasaa oleh sahabat dari madinah ini, beliau ditawarkan rumah, peliharaan, bahkan istri. Namun apa yang terjadi?
Secara sifat manusiawi, orang yang diberikan hadiah maupun harta pasti akan merasa senang dan secara naluriah ingin menerima pemberian tersebut ,apalagi dalam kondisi yg sangat membutuhkan, Akan Tetapi Abdurrahman bin auf bukanlah rang yang memiliki mental gratisan, suka dikasih harta, hadiah, dan sebagainya. Namun beliau memiliki sudut pandang yang lain dalam hal itu, beliau hanya bertanya dimanakah pasar? kemudian Sa’ad bin rabi’ menunjukan beliau arah menuju pasar, disaat itulah beliau mulai mempelajari seluk beluk perekonomian di madinah, dan beliau pun memulai berbisnis dari nol, bahkan hanya butuh waktu beberapa bulan saja Abdurrahman bin auf sudah menjadi orang terkaya ke dua di madinah.
Dari kisah di atas kita tahu bahwa sahabat yang mulia ini memiliki cara pandang yang berbeda mengenai harta, ia tidak ingin menjadi orang yang diberi ,namun ia ingin menjadi orang pemberi, ia menolak tawaran sahabatnya saad bin rabi’, padahal Ia tahu bahwa jika ia menerima peberian dari Sa’ad bin rabi’ maka ia akan kaya mendadak tanpa usaha sedikitpun, namun ia tahu bahwa harta yg ia peroleh dari hasil jerih payahnya sendiri yang membuatnya begitu menghargai harta yang ia dapatkan dan dengan ikhlash ia menginfakan harta itu untuk kepentingan fii sabilillah. sekian