SEKILAS INFO
: - Jumat, 04-10-2024
  • 2 bulan yang lalu / Pengambilan Sanad Al Qur’an Qira’ah Imam Ibnu katsir (Riwayat Al Bazzi & Qunbul) Online bersama Ust Khoirul H. Faturrozy, info hub. 089667586200  
  • 8 bulan yang lalu / Bingung pilih pondok Tahfidz atau pondok IT ? di Darul Fithrah kamu bisa dapat keduanya. Lebih Efektif & Efisien
  • 1 tahun yang lalu / Penerimaan Santri Baru ponpes Darul Fithrah resmi di buka
ABU MUHAMMAD BIN HAZM | Pemilik Madzhab Dhahiri

ABU MUHAMMAD BIN HAZM

Oleh: Abdul karim

Nama dan kelahirannya.

Namanya adalah Ali bin Ahmad bin Said bin Hazm bin Ghalib bin Sholeh bin Kholaf bin Sa’dan bin Sufyan bin Yazid (Budak Yazid bin Abi Sufyan bin Harb Al Umawi) yang di kenal dengan Yazid Al khoir. Kakek Ibnu Hazm yang bernama Kholaf bin Sa’dan adalah orang yang pertama kali masuk ke Andalusia bersama rombongan raja Andalusia, Abdurrohman bin Muawiyah bin Hisyam yang di kenal dengan Ad dakhil. ( siyaru a’lam 13/ 540).

Kelahirannya.

Tentang kelahirannya Ibnu Hazm telah menuliskan kepada muridnya yang bernama Abu Al qodim Sho’id. Tulisan tersebut menjelaskan bahwa ia di lahirkan sebelum Imam sholat subuh selesai dari salamnya dan sebelum matahari muncul dari ufuk timur, lebih tepatnya di lahirkan pada malam rabu akhir bulan romadlon tahun 384 Hijriyah yang bertepatan dengan tanggal 7 November 994 M. Ibnu Hazm di lahirkan di Kordova di istana ayahnya yang pada saat iu menjadi menteri ( siyaru a’lam 13/553).

Permulaan mencari ilmu dan kecerdasan Ibnu Hazm.

Adzahabi menyebutkan: Ibnu Hazm di besarkan dalam kenikmatan dan kemewahan. Disamping ia mempunyai kecerdasan yang tinggi, pikiran yang cemerlang dan kitab-kitab banyak yang berkualitas. Ayahnya adalah seorang pejabat tinggi di kordova, seorang menteri di bawah kekuasaan daulah Al Amiriah. Ibnu Hazm pada mudanya pandai dalam bidang sastra, sejarah, syair-syair, ilmu logika dan filsafat. Semua itu berpengaruh terhadapnya.

Ada yang mengatakan bahwa ia pertama kali mengikuti fiqih As Syafii, namun ijtihadnya mengantarkannya untuk menolak qiyas, baik yang jali (jelas) maupun yang khofi (samar), mengikuti dlohir nas dan keumuman al quran maupun hadis dan menggunakan kaidah baroah ashliyah yaitu suatu kaidah yang menerangkan bahwa apa yang sudah dahulu masih berlangsung sampai sekarang hukumnya. Ia telah mengarang banyak kitab tentang pendapat-pendapatnya tersebut, mendiskusikannya dan menjelaskannya dengan lisan dan penanya. ( Siyaru a’lam 18/186).

Akhlaknya

Imam Ad dzahabi menyebutkan : Ibnu Hazm adalah orang yang menguasai banyak cabang ilmu, taat beragama, orang yang waro’, zuhud dan terus berusaha jujur. Ayahnya adalah seorang menteri yang di segani.

Sanjungan para ulama terhadapnya.

Abu Hamid Alghozali mengatakan: Aku menemukan kitab yang membahas sifat-sifat Alloh yang di tulis oleh Abu Muhammad bin Hazm. Kitab tersebut menunjukkan kuatnya hafalan yang dimiliki penulisnya dan tingginya kecerdasannya.

Abi Abdillah al Humaidi mengatakan Ibnu Hazm adalah seorang yang hafal hadis beserta fiqihnya, seorang yang beristimbat hukum dari quran sunah.

Kebencian ulama terhadapnya

Ad Dzahabi mengatakan: Ibnu Hazm telah banyak menjelaskan pandapat-pendapatnya dengan lisannya dan penanya. Namun ia tidak menggunakan bahasa yang santun dalam berbicara terhadap ulama. Akibatnya ia banyak mendapatkan balasan setimpal dari apa yang ia lakukan. Karya-karyanya di tinggalkan oleh para ulama bahkan pernah di bakar.

Sebagian ulama lain mempelajari dan meneliti karya-karyanya tersebut, mengkritisinya dan mengambil faedah darinya. Di dalam karya-karya itu, mereka melihat mutiara-mutiara berharga yang bercampur dengan merjan-merjan yang murah. Terkadang mereka merasa senang dan terkadang merasa aneh dan takjub. Dari keanehannya itulah mereka menertawakannya. Namun kesempurnaan adalah barang yang langka. Setiap perkataan manusia dapat di ambil dan ditinggalkan kecuali Rosululloh.

Guru-guru beliau.

Adzahabi menyebutkan: Pada tahun 400 Hijriyah dan setelahnya, Ibnu Hazm berguru kepada sejumlah ulama, diantaranya adalah Yahya bin Mas’ud bin Wajah Al Jannah, Menurut Ibnu Hazm Yahya adalah gurunya yang tertinggi. Ia juga berguru kepa Abu Umar bin Muhammad al Jasur, Yunus bin Abdillah bin Mughis Al Qodli. Hamman bin Ahmad Al qodli, Muhammad bin said bin Banat, Abdulloh bin Robi’ At Tamimi, Abdurrohman bin Abdlillah bin Kholid, Abdulloh bin Muhammad Bin Utsman, Abu Umar Ahmad bin Muhammad Ath-Thalamkani, Abdulloh bin Yusuf Bin Nami, dan Hamad bin Qosim biin Muhammad bi Ushbuqh.

Ibnu Hazm juga meriwayatkan hadis dari Abu Umar bin Abdil Barr, Ahmad bin Umar bin Anas Al ‘udzri. Kitab hadis yang paling bagus yang ia miliki adalah Sunan An Nasa’i. Sebab kitab tersebut ia riwayatkan dari Ibnu Robi’ dari Ibnu Al Ahmar dari Nasa’i.

Adapun kitab yang ia punyai dan paling panjang jalur sanadnya adalah Shohih Muslim yang anatara dia dan Imam Muslim terdapat lima perowi hadis. Hadis yang paling sedikit perowinya yang ia miliki adalah hadis yang berasal dari Waki’ yang antara dia dan Waki’ terdapat tiga orang. (Siyaru A’lam 13/ 542-543)

Murid-murid beliau

Imam Dzahabi mengatakan: Diantara murid-muridnya adalah Abu Rofi’ Al Fadl (putra beliau), Abu Abdulloh alHumaidi Walid Al Qodli Abi Bakar Ibnu Arobi dan beberapa murid lainnya. Yang terakhir berguru kepada Ibnu Hazm adalah Abu Hasan Syuraih Bin Muhammad.

Karya-karya Ibnu Hazm.

Ibnu Hazm termasuk jajaran ulama yang produktif dalam menelorkan karya. Beliau memiliki banyak karangan-karangan, baik berupa buku yang telah tersusun rapi atau masih berupa lembaran-lembaran tulisan. Berikut diantara karya-karya beliau:

  1. Al Iisool ilaa fahmi kitabil khisool. Ini merupakan karya agung beliau. Terdiri dari 15.000 lembar.

  2. Al Iisoll al haafidl lijamaali syaroo’iil islam. Dua jilid

  3. Al Mujalla. Kitab fiqih satu jilid.

  4. Al Muhalla fi syrahil mujalla bil hujaj wal atsar. 8 jilid.

  5. kitab hujjatul wada’. 120 lembar

  6. Qismatul khumud fii rodd ‘ala ismail alqoodli. Satu jilid.

  7. Al Atsar allaty dloohiruha at ta’arudl wa nafyi at tanaqudl anha. 10.000 halaman, tetapi buku ini belum selesai.

  8. Al Jaami’ fi shohihil hadis.Tanpa sanad.

  9. A talkhiis wa takhliis fii al masaail an nadloriyah.

  10. Maa infaroda bihi Malik au Abu Hanifah au Syafii

  11. Mukhtasor al maudhih karangan Abi Hasan bin Al maghlis Ad dlohiri.satu jilid.

  12. Ikhtilaful fuqohaa Al Khomsah: Malik, Abu Hanifah, Syafii, Ahmad dan dawud.

  13. At Tashofah fil fiqhi. satu jilid..

  14. Al Imlaa’ fiisyarhi almuwatho’. 1000 lembar.

  15. Al Imlaa fii qowaidil fiqhi, 1000 lembar

  16. durul qowaid fi fiqgi Ad dlohoroyah. 1000 lembar.

  17. Al Ijma’. dua jilid.

  18. Al Faroidl. satu jilid

  19. Al Ihkaam li ushuuli al ahkaam. Dua jilid.

  20. Al fisol fil milal wa nihal. Dua jilid besar.

  21. Ar rodd ‘ala man I’tarodlo ‘alal fishool. Satu jilid.

  22. Ar rodd ‘ala ibni Zakariya ar Rozi. 100 lembar.

  23. At Tarsyiid ala kitabi al farid.

  24. Ar rodd ‘ ala man kaffaro al muta’awwiliina minal muslimin. Satu jilid.

  25. Mukhtashor fi ilal al hadis. satu jilid.

  26. At Taqriib li haddil mantiq bi alfaadl al ‘amiyah satu jilid..

  27. Al istijllab. Satu jilid,

  28. nasabul barir, satu jilid.

  29. Naqtul urus. Dua jalid.

Selain kitab-kitab diatas, beliau juga menulis banyak tulisan yang masih dalam bentuk kertas. Diantaranya : Muroqobah ahwalul imam, Man taroka sholat amdan, Risalah al mu’aridloh, Risalah at Ta’kid, fadloil Andalus, Risalah fi makna fiqh wa zuhdi, At talkhiis fi a’maalil ibad, Zajrul ghowi, Masalatul iman, marotib al uluum, al had wa rosmu, ghozawaatul Mansur bin Abi Amir, ar rodd ala anaajili an nadhoro, Masalah ruh, mukhtasor al milal wa nihal.

Beliau juga memiliki karangan yang fenomenal dalam masalah pengobatan. Yaitu sebuah tulisan berjudul ” Risalah fi tibbun Nabawi“. Dalan tulisan tersebut di cantumkan buku-buku beliau yang bertemakan seputar pengobatan, diantaranya: Maqolah al Adah, Maqolah fi syifa’I dlid bi dlid, Dyarhu fushl bi qiroot, had at tibbi dan banyak lagi tulisan lainnya.

Kematiannya.

Menurut As Shoo’id beliau meriwayatkan dari Abu Rofi’ bahwa Ibnu Hazm meninggal dunia pada malam ahad di akhir bulan Sya’ban tahun 456 Hijriyah dalam umur 71 tahun. Pada tahun tersebut juga meninggal beberapa tokoh diantaranya: Al Hafid Abul Walid Al Hasan bin Muhammad Addzarbandi, Al faqih Abul Qodim Siroj bin Abdillah bin Muhammad bin Siroj, seorang hakim di Qordova, Muhammad bin Muhammad bin Asim An Nakhsyabi dan Ali bin Burhan.

Disadur dari kitab Siyaru a’laam an nubalaa karya Imam Adz Dzahabi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.