SEKILAS INFO
: - Sabtu, 14-12-2024
  • 4 bulan yang lalu / Pengambilan Sanad Al Qur’an Qira’ah Imam Ibnu katsir (Riwayat Al Bazzi & Qunbul) Online bersama Ust Khoirul H. Faturrozy, info hub. 089667586200  
  • 11 bulan yang lalu / Bingung pilih pondok Tahfidz atau pondok IT ? di Darul Fithrah kamu bisa dapat keduanya. Lebih Efektif & Efisien
  • 1 tahun yang lalu / Penerimaan Santri Baru ponpes Darul Fithrah resmi di buka

Dalam petualangan ini saya akan membawa pembaca menelusuri sekelumit tantangan hidup manusia yang berhubungan dengan problematika malas, apa itu malas?, faktor – faktor penyebabnya serta solusi dengan berbagai ramuan langka yang benar – benar ada di alam nyata ini yang jarang sekali kita manfaatkan.

Malas merupakan sifat yang dimiliki oleh manusia yang masih menjadi misteri adanya dalam diri manusia,namun sangat besar dampaknya bagi pribadi dan kemajuan serta kemunduran peradaban suatu umat.

Mengapa harus ada malas? Bukankah akan lebih baik jika hanya ada rajin atau semangat untuk manusia bisa menjadi sukses? Pertanyaan ini tetap menjadi misteri yang mendalam bagi kehidupan ummat manusia. Namun yang jelas tidak ada satupun ciptaan ALLAH sia – sia meskipun seekor nyamuk yang dipandang kecil adanya.

Lantas,Apa tujuan dibalik diciptakanya malas?Bukan menyebelahi malas,akan tetapi seakan malas itu ada untuk memberi peluang ujian hidup bagi manusia ciptaan Allah SWT,maka akan terlihat jelas bagi orang yang berteman malas tidak akan menemui kesuksesan dan sebaliknya orang yang tidak menjadikanya antek,maka ia telah membuka jalan kesuksesan bagi dirinya sendiri karena setiap manusia memiliki sifat ini jika ia tidak menaklukan dalam dirinya.

Seperti yang dikatakan oleh Abu azzam ( 2005 ) dalam tulisanya tak selamanya sulit, bahwa sedikit sekali yang menyadari betapa sebuah keruwetan dan kesulitan merupakan bentuk ujian dari-Nya. Terlebih lagi bagi seorang mukmin, kesusahan dan kesulitan merupakan elemen ujian yang semestinya dijalani.

ALLAH berfirman,

“ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, “ kami beriman, “ sedang mereka tidak diuji lagi?.” ( QS. Al-Ankabut : 2 ).

Abu Azzam menjelaskan dari ayat tersebut dapat kita pahami bahwa tidak cukup mengatakan, ‘Aku beriman’,tanpa adanya ujian dan fitnah.Bahkan merupakan sunnah-nya yang diterapkan kepada orang-orang terdahulu sampai sekarang dari ummat ini, adalah turunya ujian berupa kesenangan dan kesedihan,kesulitan dan kemudahan , kekayaan dan kefakiran, kekalahan dan kemenangan.Tak lain, wujud ujian ini merupakan pembeda antara yang jujur dan yang dusta, yang haq dan batil.

So, kesulitan dan rasa malas, bukan suatu sandungan dalam kehidupan, tapi lebih merupakan uji kelayakan manusia yang memproklamirkan keimanan dalam dirinya.

Semua ini tergantung dari pribadi yang menjalaninya, sanggupkah dia memantaskan diri dari kesulitan setelah ALLAH menjadikannya jalan keluar dan kemudahan.

Malas itu ujian ?

Malas juga merupakan salah satu ujian yang diberikan kepada manusia dan tidak kepada malaikat yang setiap saat siap tanpa rasa malas melakukan perintah Allah. Lalu, siapakah yang lebih unggul? Manusia diciptakan dengan sifat malas sebagai ujian untuk melaksanakan perintah Allah, Kalau mereka mampu melakukanya tanpa lalai dan malas tentu mereka adalah manusia unggulan.

Untuk tidak membandingkan ciptaan ALLAH yang telah memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sewajarnya kalau malaikat yang mulia dengan ringan melakukan perintah-Nya. Sementara manusia degan kelemahan dan tantangan ujian malas dan masih banyak lagi ujian lain, akan tetapi bisa taat kepada ALLAH, tentu ia amat unggul, seperti ketika para malaikat diperintahkan semuanya sujud kepada nabi Adam AS, sebagai wujud penghargaan dan penghormatan karena ia telah memiliki ilmu yang diberikan ALLAH dan tidak diketahui oleh para malaikat, namun hanya Iblis laknatullah saja yang sombong, engan dan malas mengakui keunggulan Adam dan sekaligus melanggar perintah ALLAH SWT.

Dengan kata lain , bagaimana dengan mereka yang bergeliat sukses dalam mengatasi malas? Orang – orang sukses, mereka tidak menjadikan malas sebagai sekretaris pribadi, Teman sepi, penghilang suntuk dan teman setia.Tetapi mereka berseberangan dengan malas,dan mereka tidak berteman dengan malas.

So, malas itu sendiri adalah sifat seseorang yang suka lalai, tidak bersegera, suka menunda-nunda, semangat yang hilang, dan cita-cita yang pudar.

Seperti yang dikatakan oleh Prof. Dr. Buya hamka bahwa sifat malas itu ialah sifat seseorang yang tidak memiliki keinginan, kemauan, tidak ada gairah, hilangnya energy, tidak adanya tekad yang kuat dan pikiran yang tidak bergerak hanya menunggu bintang jatuh dari langit, lalu angan-angan banyak, dan cita-cita mati.

Aris Ahmad Jaya (2007) mengatakan bahwa kemalasan adalah kata permanen untuk semua kegagalan.Kalimat “Malas” Adalah kata-kata yang selalu muncul pada sang pecundang sejati. Kemalasan adalah cikal bakal penyesalan pada setiap kesimpulan akhir.Tidak seorangpun layak menyandang gelar pemenang dengan ciri kemalasan dalam pencapaian kemenangan.Malas bermula dari pikiran negative yang terpelihara, kemudian terpupuk oleh meremehkan sesuatu,yang berikutnya berujung pada kesimpulan akhir “Aku tidak mampu “ atau “kenapa harus aku yang mengerjakanya?”.

TINGGALKAN KOMENTAR

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

PENGUNJUNG