DIALOG ABU DZAR DENGAN RASULULLAH Shallahu ‘alaihi wasallam
Diriwayatkan oleh Muhammad bin Al-Husain dari Abu Idris Al-Khaulani bahawa Abu Dzar r.a. bercerita: “Pada suatu hari aku masuk ke dalam masjid dan menemui Rasulullah saw. sedang duduk seorang diri; maka aku mendekatinya dan duduk di sampingnya, kemudian terjadilah dialog (tanya-jawab di antara beliau dan aku).
Rasulullah menjawab: “Sholat adalah sebaik-baik perbuatan, maka perbanyakkanlah atau sedikit. ”
Beliau jawab: “Beriman kepada Allah dan berjihad fi sabiilillah
Beliau jawab: “ialah yang terbaik akhlaknya. ”
Jawab: “ialah yang menyelamatkan orang-orang dari gangguan lidahnya dan tangannya.”
Jawab: “ialah hijrah dari (meninggalkan) perbuatan maksiat. ”
Jawab: “Berkhusyu’ yang panjang (lama berdiri). ”
Jawab: “Hamba yang paling mahal harganya dan yang paling disayang oleh pemiliknya. ”
Jawab: “Pemberian dari orang yang masih kekurangan (tidak kaya) dan pemberian secara rahasia kepada fakir miskin. ”
Jawab: “Ayat Kursi, dan tujuh langit itu jika dibandingkan dengan Kursi, adalah seperti sebuah cincin (atau lingkaran besi) yang berada di tengah-tengah padang pasir, dan perbandingan Arsy terhadap Kursi adalah perbandingan padang pasir itu terhadap cincin tadi. ”
Jawab: “Seratus dua puluh empat ribu. ” (124,000)
Jawab: “Sebanyak tiga ratus tiga belas. ” (313)
Jawab: “Adam. ”
Jawab: “Benar, dia diciptakan oleh Allah dengan tangan-Nya, ditiupkan ruh ke dalam tubuhnya yang disempurnakan.”
Dan selanjutnya Rasulullah bersabda : Hai Abu Dzar, empat dari mereka adalah dari golongan Siryaniun, yaitu Adam, Syith, Nuh, dan Idris, yaitu Nabi pertama yang dapat menulis dengan pensil. Dan empat Nabi dari keturunan Arab, yaitu Hud, Syuaib, Saleh, dan Nabimu, hai Abu Dzarr. ”
Beliau menjawab: “Seratus empat kitab (104). Kepada Syith telah diturunkan lima puluh halaman, Idris tiga puluh halaman, Ibrahim sepuluh halaman, Musa sebelum Taurat ada sepuluh halaman, disamping kitab Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an.”
Jawab: “Isinya ialah: Hai Raja yang berkuasa, dipuji dan sombong, sesungguhnya AKU tidak mengutusmu untuk mengumpulkan dunia, melonggokkan sebagian di atas sebagian, akan tetapi AKU mengutusmu untuk menerima doanya orang yang teraniaya agar tidak sampai kepada-KU, karena AKU tidak akan mengembalikannya walaupun ia datang dari seorang yang kafir.
Seorang yang bijaksana akan membagi waktunya menjadi beberapa waktu untuk bermunajat kepada Tuhannya, beberapa waktu untuk bertanya pada dirinya sendiri (muhasabah), beberapa waktu untuk merenungkan ciptaan Allah, dan beberapa waktu lagi untuk mengurus keperluan makan dan minumnya.
Seorang yang bijaksana tidak akan meributkan (menyibukkan) diri melainkan untuk tiga Tujuan: mencari bekal untuk hari kemudian (Akhirat), mencari nafkah hidup, dan mencari rizqi yang halal.
Seorang yang bijaksana hendaklah mengenal zamannya, tekun mengurus urusannya, dan menjaga lidahnya. Barangsiapa yang menyesuaikan bicaranya dengan perbuatan, maka akan jarang berbicara melainkan dalam hal-hal yang mengenai dirinya. ”
Jawab: “Isinya adalah semua peringatan dan ibarat; aku heran dari orang yang yakin akan mati bagaimana ia dapat bersuka-ria, aku heran dari orang yang yakin dengan adanya takdir bagaimana ia membanting tulang bekerja, aku heran dari orang yang melihat keadaan dunia yang selalu berubah bagaimana ia dapat tenang mempercayainya dan aku heran dari orang yang yakin adanya hari hisab besok, bagaimana ia enggan beramal. ”
Jawab: “Ada, cobalah baca hai Abu Dzarr, ‘Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) dan ia ingat akan nama Tuhannya, lalu ia bersholat. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. ‘ Sesungguhnya ini benar2 terdapat dalam kitab2 yang dahulu yaitu kitab2 Ibrahim dan Musa. (al-Alaq: 14-19)”
Ar-Rasul S.A.W. menjawab: “Hendaklah engkau bertaqwa kepada Allah, karena itu (taqwa) adalah pokok segala urusanmu.”
Rasulullah S.A.W. menjawab:”Bacalah Al-Qur’an dan berzikirlah kepada Allah, karena itu akan menjadi zikir buatmu di langit dan cahaya bagimu di dunia. ”
Jawab: “Hindarilah banyak ketawa, karena itu mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah. ”
Jawab: “Laksanakanlah kewajiban berjihad, karena itu merupakan kerahiban perjuangan bagi umatku. ”
Jawab: “Hendaklah engkau selalu diam (tidak bercakap) melainkan untuk kebaikan, karena itu dapat mengusir syaitan dan dapat menolongmu dalam urusan agamamu. ”
Jawab: “Lihatlah kepada orang yang di bawahmu dan janganlah melihat orang yang berada di atasmu, agar engkau tidak memandang rendah akan nikmat yang Allah berikan kepadamu. ”
Jawab: “Cintailah orang-orang fakir miskin dan duduklah bersama-sama mereka, agar engkau tidak memandang rendah dan kecil nikmat Allah kepadamu. ”
Rasulullah S.A.W. menjawab: “Hubungilah kerabatmu, walaupun mereka memutuskan hubungannya dengan engkau. ”
Jawab Rasululllah: “Katakanlah apa yang haq (yang benar) walaupun itu merupakan hal yang pahit. ”
Jawab: “Janganlah engkau takut dicerca orang karena membela agama Allah. ”
Jawab: “Apa yang engkau ketahui tentang dirimu akan mencegahmu mencampuri urusan orang lain dan janganlah engkau sesalkan bahwa orang tidak melakukan apa yang engkau sukai. Dan cukup sebagai aib bahwa engkau mengetahui tentang orang lain apa yang engkau tidak mengetahui tentang dirimu sendiri. ”
Kemudian Rasulullah S.A.W. memukul dadaku dengan tangannya seraya bersabda: “Tiada akal seperti kebijaksanaan, tiada wara’ seperti memahami diri dan tiada kebanggaan seperti akhlak yang baik. ”
Sumber: Tafsir Ibnu Katsir
dikutip dari Laman Facebook 1001 Sirah Nabi Muhammad dan laillanm.blogspot.com
Tinggalkan Komentar